Penggunaan kata Saya dan Kamu dalam bahasa Jepang

Ohayou gazaimasu hisashiburi minna
sudah lama saya tidak posting tapi akhirnya bisa posting kembali sekarang di hari pertama bulan ramadhan
dan kepada semua pembaca selamat menunaikan ibadah puasa

Untuk postingan kali ini kita akan kembali belajar bahasa jepang kali ini kita akan belajar tentang pemakaian kata saya dan kamu dalam bahasa jepang.


Dalam Bahasa Jepang banyak cara untuk mengucapkan “SAYA”. Dari cara yang umum digunakan sampai dengan cara yang punya makna khusus sehingga memiliki nuansa yang berbeda.

1. WATASHI ()
Kata ini sangat umum digunakan. Bebas digunakan oleh siapa saja, tidak terbatas jenis kelamin, usia dan strata sosial. WATASHI juga merupakan bahasa formal dan sopan (jika wanita yang berbicara, tidak terkesan sopan, walaupun tidak terkesan kasar juga).
Walaupun begitu jika kita menggunakan WATASHI pada teman dekat kita, maka lawan bicara kita akan merasa kita “menjaga jarak” atau terkesan terlalu basa-basi/sopan.
Dalam situasi seperti apa kita dapat menggunakan WATASHI? Yaitu pada saat kita berbicara pada orang yang strata dalam pekerjaan atau sosial sederajat dengan kita dan kita belum mengenal lebih jauh tentang dia.

2. WATAKUSHI ()
Apa bedanya dengan WATASHI? Ya, WATAKUSHI lebih formal dan lebih sopan (terkait dengan situasi, belum tentu WATAKUSHI merupakan kata yang sangat formal). Lebih sering digunakan oleh pria. Kata ini biasanya diucapkan oleh politisi, bangsawan, para pimpinan perusahaan atau kalangan atas lainnya pada saat urusan resmi.
Jika kamu menggunakan kata WATAKUSHI, kesan yang tersirat adalah kamu seorang yang dewasa, bijak, dan mampu membawa diri dengan baik. Oleh karena itu, hati-hati dalam penggunaannya, jika salah situasi dapat terkesan arogan.

3. BOKU ()
Kata yang populer digunakan oleh pria. BOKU dapat terkesan sopan tetapi juga terkesan biasa dan ramah. Tidak dapat digunakan pada situasi resmi karena terkesan kurang formal. Bisa dan sering juga digunakan digunakan oleh wanita khususnya jika ingin menunjukkan kesan tomboy. Pada lirik-lirik lagu yang dinyanyikan oleh wanita, BOKU juga sering digunakan.

4. ORE ()
Kata yang digunakan hanya oleh pria. ORE bukan kata yang sopan, walaupun tidak bisa dikatakan kata yang kasar juga. Umumnya, ketika kamu menggunakan ORE kepada lawan bicara, maka kamu mengirimkan kesan bahwa pembicaraan ini santai, tidak resmi dan mencerminkan kedekatan personal. Bagi sebagian pria yang ingin terkesan garang, ORE dapat diucapkan dengan menggandakan ‘R’ dan ‘E’ seperti ORRREE..
Hindari menggunakan kata ini pada saat-saat resmi atau kepada lawan bicara yang lebih senior, termasuk kepada orang yang kamu hormati, kecuali saat kamu ingin menunjukkan bahwa kamu sedang marah.

5. ATASHI
Kata yang hanya digunakan oleh wanita, kecuali kamu gay. ATASHI terkesan lembut, manja dan ramah. Biasa digunakan untuk menunjukkan keakraban. Biasa ditulis dengan Hiragana atau Katakana.

6. UCHI ()
Kata yang sebenarnya bermakna: dalam, rumah saya/keluarga saya. Mempunyai ikatan yang kuat antara dirinya dengan pihak/orang rumahnya. Walaupun bisa digunakan oleh pria dan wanita, namun umumnya digunakan oleh wanita. UCHI cocok diucapkan saat kamu ingin berkata secara informal dan tidak ingin terkesan intim dengan menggunakan ATASHI.

7. KOCHIRA/KOCCHI
Kata yang sebenarnya bermakna: di sini. Sama dengan UCHI, kata ini mempunyai ikatan yang kuat antara dirinya dengan pihaknya. Punya makna ambigu karena dapat bermakna: kami. KOCHIRA terkesan formal, sedangkan KOCCHI lebih terkesan informal dan lebih sering digunakan diantara teman.

8. WASHI
Adalah kata yang menjelaskan bahwa yang berkata adalah orang tua. Jika ada anak muda yang berkata WASHI maka akan terkesan konyol.
Dalam logat Kansai, biasa disingkat: WAI

9. WARE ()
Lebih umum digunakan bentuk jamaknya yaitu: WAREWARE yang bermakna: kami. Terkesan bijaksana saat menggunakan WARE. Punya makna ambigu juga bergantung dengan bagaimana kamu mengucapkannya dapat bermakna: kepemilikannya atau bahkan pada masa lalu dapat bermakna: kamu.

10. NAMA PRIBADI
Seperti dalam Bahasa Indonesia, di dalam Bahasa Jepang juga dimungkinkan untuk mengucapkan “SAYA” dengan menyebutkan nama sendiri. Namun karena kesan kekanak-kanakan, sebaiknya dipikirkan kembali saat kamu memutuskan untuk menggunakannya.


Seperti halnya mengenai “SAYA” dalam Bahasa Jepang, ada berbagai macam cara dalam Bahasa Jepang untuk menunjuk lawan bicara. Tentunya yang membuat perbedaan adalah nuansa serta situasi percakapan sehingga kita dapat memposisikan diri kita serta lawan bicara pada porsi yang benar.

Sekarang saatnya kita mengenal beberapa cara untuk mengucapkan “Kamu” dalam Bahasa Jepang.

1. ANATA
Kata ini umum digunakan dan tidak dibatasi oleh jenis kelamin. Kesan yang ditampilkan beragam, mulai dari formal, sopan, biasa, sampai tidak sopan bergantung umur, status sosial/pekerjaan lawan bicara kita.
Umumnya digunakan kepada lawan bicara yang kira-kira sebaya/sederajat status sosialnya dengan kita, sehingga akan terkesan sopan. Sebaiknya tidak digunakan pada situasi resmi, orang yang lebih tua/ status sosial/pekerjaan lebih tinggi dari kita karena akan terkesan kasar.
ANATA juga digunakan oleh seorang istri untuk memanggil suaminya. Dalam hal tersebut, ANATA membawa kesan kasih sayang dan penghormatan seorang istri terhadap suaminya.

2. KIMI
Kata ini biasanya merujuk kepada lawan bicara wanita. Bisa juga diucapkan oleh wanita ke teman prianya yang akan menimbulkan kesan manja. Hanya digunakan pada saat-saat tidak resmi antar teman atau kepada orang kecil. Umumnya KIMI berkesan akrab dan manja.

3. OMAE
Biasa diucapkan oleh pria kepada teman akrabnya. OMAE dapat berkesan akrab, biasa, atau bahkan kasar bergantung dari situasi serta nada pada saat mengucapkannya.

4. ANTA
Ya, kata ini adalah singkatan dari ANATA. Biasa diucapkan oleh orang dewasa kepada teman sebaya atau kepada orang yang lebih muda. ANTA menimbulkan kesan akrab, biasa atau bahkan kasar bergantung dari situasi serta nada pada saat mengucapkannya.

5. TEMEE/TEMAE
Awalnya, kesan yang ditimbulkan adalah sopan, namun pada saat belakangan menjadi kasar seiring nada pengucapannya yang sering diucapkan secara melecehkan. Dianjurkan untuk menyimpan TEMEE/TEMAE hanya sebagai perbendaharaan kata kita saja.

6. WARE
Kata ini bermakna “Kamu” pada zaman dahulu. Saat ini berubah maknanya menjadi “Saya”. Ketika bermakna “Kamu”, WARE berkesan kasar dan menghina.

7. KISAMA
Kata ini menarik karena istilah “SAMA” adalah Kata Sandang yang mengiringi nama orang lain dan berkesan sangat sopan. Namun KISAMA sendiri berkesan sangat negatif. Sebaiknya jangan mengucapkan kata ini karena dapat menimbulkan pertengkaran.

8. NAMA LAWAN BICARA

Cara ini merupakan cara paling sopan dan formal. Dapat kamu gunakan pada saat-saat resmi, kepada orang yang lebih tua/ status sosial/pekerjaannya lebih tinggi dibanding kita. Sebaliknya, saat kamu berbicara kepada teman kamu, jangan menggunakan cara ini karena akan terkesan membatasi/menjaga jarak.


Bagi yang ingin belajar dirumah download file PDF nya DISINI


Sekian dulu untuk hari ini untuk postingan yang akan datang kita akan membahas tentang budaya islam yang ada di jepang karena sekarang sedang bulan ramadhan bagaimana kehidupan orang islam di negara yang minoritas islam.

Jaamataashita minnasan :)

Comments