Pagi semua menjelang sahur saya mau berbagi informasi sesuai
dengan yang saya janjikan pada beberapa hari kemarin di postingan terakhir
yaitu tentang kehidupan islam di jepang.
Jepang bukanlah negara yang mayoritas penduduknya beragama
islam seperti halnya Indonesia hanya sekitar 120.000 orang saja yang beragama
islamdi Jepang. Jepang adalah negara yang boleh dikatakan tidak begitu
menganggap penting masalah keagamaan. Oleh karena itu, sebagai orang islam yang
menuntut ilmu di negara ini, diperlukan ketahanan diri untuk senantiasa tetap
istiqamah. Terkait dengan hal ini, saya ingin sedikit menceritakan kehidupan
muslim di Jepang. Pada dasarnya, kehidupan muslim di jepang secara umum bisa
dikatakan Alhamdulillah masih dalam keadaan stabil dan tidak mendapat gangguan
ataupun hambatan yang betul-betul menjadi masalah. Selama hampir 6 bulan di
Jepang, saya masih bisa beribadah dengan tertib, sholat 5 waktu, sholat malam
dan sholat Jumat. Sholat 5 waktu dapat dikerjakan di sela-sela kegiatan kuliah
ataupun lab.
Di Jepang ini terdapat Islamic Center yang secara umum
berfungsi sebagai center atau `markas` bagi orang-orang islam yang ada di
Jepang. Selain itu ada beberapa masjid (khususnya di Tokyo) dan
mushalla-mushalla di kampus-kampus yang terdapat banyak mahasiswa islamnya
(jangan samakan dengan mushalla atau masjid kampus yang ada di kampus-kampus di
Indonesia lho, J ). Di Tokyo, masjid-masjid ini dikelola oleh muslim-muslim
dari Saudi Arabia, Pakistan, dan Turki. Karena di jepang membuat keributan
menjadi hal yang dilarang, maka suara-suara dari masjid tidak sampai ke luar
masjid, tetapi hanya terdengar di dalam masjid saja. Pelaksanaan shalat lima waktu
didirikan di masjid-masjid dan di mushalla-mushalla ini. Begitu pula dengan
pelaksanaan shalat jumat dan shalat-shalat sunat lainnya yang terkait dengan
waktu, seperti shalat tarawih dan sejenisnya. Akan tetapi, karena letak masjid
ataupun mushalla ini jauh dari tempat beraktivitas kaum muslim di Jepang,
pelaksanaan shalat-shalat tersebut diadakan sendiri oleh beberapa muslim yang
berada di daerah itu.
Jadwal waktu shalat lima waktu ini pun akan berbeda dengan
Indonesia yang waktu shalat lima waktunya agak teratur. Jadwal waktu shalat
subuh misalnya, ada waktu di mana subuh masuk sekitar pukul 02.40, ada pula
waktu di mana jadwal subuh masuk pukul 5.20. Karena itu pula, ada saat di mana
Jepang mempunyai siang yang panjang, dan ada juga saat di mana siangnya pendek.
Keadaan ini juga mempengaruhi jadwal dan lamanya puasa, baik itu puasa ramadhan
( yang beberapa tahun kedepan akan jatuh pada saat Jepang mempunyai siang yang
panjang ) maupun puasa sunat bagi teman-teman yang sering mengamalkannya. Di
asrama untuk keperluan penanda sholat lima waktu serta waktu sahur dan buka
puasa, saya menggunakan software shollu yang akan secara otomatis
mengumandangkan adzan jika waktu sholat tiba.
Selanjutnya, pada umumnya orang-orang Jepang sebenarnya
sangat menghargai keberadaan kita sebagai pemeluk agama islam. Peraturan bahwa
daging babi dan sake dan sejenisnya adalah haram bagi orang islam diketahui
oleh kebanyakan orang jepang dan setiap mengadakan kegiatan-kegiatan yang
mengundang kaum muslim, makanan-makanan dan minuman-minuman biasanya akan
dipisah antara yang haram dan yang tidak haram. Akan tetapi, mereka akan
menghargai keberadaan kita sebagai muslim ketika kita konsisten dengan apa yang
kita katakan sebelumnya. Ketika mengatakan bahwa sake dan daging babi tidak
boleh dimakan, maka tetaplah konsisten dengan keharaman makanan tersebut.
Mereka akan sangat tidak senang ketika pada pertemuan pertama kita mengatakan
bahwa minuman beralkohol ini haram, dan pada pertemuan selanjutnya, kita
meminum minuman itu.
Begitu pula ketika teman-teman ingin membeli ataupun memakan
makanan-makanan dan minuman-minuman yang dijual di toko-toko di jepang. Untuk
daging, karena di Jepang dagingnya disembelih dengan tidak menggunakan cara
yang diajarkan oleh islam, maka semua daging (kecuali daging ikan
tentunya)menjadi haram.
sekian dulu informasi yang bisa berikan sampai jumpa lain
waktu :)
Comments
Post a Comment